JAKARTA, RiauAktual.com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menegur aksi lawakan lempar tepung di televisi. Ternyata, aksi tersebut ditiru anak-anak, dan nyaris membuat buta seorang anak di Lampung buta.
Wakil Ketua Komisi Penyiaran (KPI) Idy Muzayyad, mengaku mendapat laporan dari orangtua di Lampung yang meminta institusinya menegur aksi lempar tepung di televisi yang ternyata ditiru anaknya. Dalam laporannya, orangtua tersebut menceritakan anaknya nyaris buta, lantaran adegan tersebut ditiru anak-anak dengan menggunakan pasir.
“Meskipun sudah ditulis ‘adegan jangan ditiru’. Tapi pemirsa hanya melihat adegan tersebut,” kata Idy seperti dilansir Okezone, Kamis (17/10/2013).
Menurut Idy, laporan yang masuk kepada KPI tidak hanya datang dari Lampung. Tapi, laporan di Lampung membuat terhenyak, karena korbannya anak-anak nyaris menjadi buta. Mantan Ketua Umum IPNU itu menilai adegan melempar tepung di sejumlah televisi yang menjadi bahan lelucon, tidaklah mendidik. Bahkan, cenderung ditiru anak-anak. “Itu berbahaya,” ujarnya.
Lain itu, adalah laporan perihal adegan kekerasan. Contohnya, pukul-pukulan. Sekalipun konteksnya bercanda, tapi kalau berlebihan itu tidak diperbolehkan. “Kalau di tingkat publik itu berpotensi ditiru anak-anak, termasuk kata-kata yang tidak pantas,” katanya.
Sebab itu, pihaknya memanggil sejumlah pemimpin program televisi untuk menyampaikan laporan-laporan dari masyarakat yang masuk ke KPI. Dia berharap agar laporan masyarakat tersebut dapat ditindaklanjuti pihak program televisi.
Klasifikasi tontonan
Selain itu, dalam pertemuan yang digelar siang tadi di kantor KPI, disampaikan juga perihal tidak dicantumkannya klasifikasi tontonan di layar televisi.
“Jadi, ada beberapa program yang tidak mencantumkan klasifikasi tayangan. Apakah untuk dewasa atau untuk seluruh umur. Itu harusnya klasifikasi ditayangkan sepanjang tayangan tersebut berlangsung,” ujarnya. (rrm/okz)